REPUBLIKA.CO.ID, Dunia mode berhijab Tanah Air rasanya tak ketinggalan
dengan gaya berbusana di belahan dunia lainnya. Gaya baru selalu
kelihatan. Beragam gaya berhijab serta padu padan busananya tentu
menjadi kabar gembira bagi Muslimah yang tidak mau ketinggalan tren.
Kemunculan para tutor dan maraknya kelas berhijab mendorong lahirnya aneka kreasi busana Muslim serta aksesori pendukungnya. Ikut tren hijab bukan lantas berarti menjadi korban mode. Desainer label busana Muslim KIVITZ, Fitri Aulia, mengatakan, gaya dalam berhijab sebaiknya jangan sekadar ingin ikut tren. Dalam acara pembukaan MUSE 101 atau toko yang menampung sejumlah label busana Muslim di pusat perbelanjaan FX, Jakarta Selatan, Fitri berujar, tren itu tetap harus disesuaikan dengan banyak faktor. Seperti, bentuk muka, warna baju, dan riasan.
Manusia terlahir dengan bentuk muka yang berbeda-beda. Ada yang oval, persegi, atau bulat. Salah pilih gaya kreasi hijab justru membuat bentuk muka terlihat kurang proporsional. Misalnya saja, kreasi turban. Hijab ini biasanya kurang cocok untuk mereka yang bermuka persegi.
Turban akan semakin mempertegas bentuk rahang. Mereka yang berwajah bulat disarankan Fitri memilih susunan jilbab yang dekat dengan rahang. “Pintar-pintar mainkan jilbabnya, geser sedikit saja pengaruhnya bisa besar,” saran Fitri. Untuk mereka yang gemar coba-coba, sedia kan aneka dalaman untuk penunjang gaya. Ciput, ninja, dan bandana dengan berbagai motif dan warna dengan mudahnya tersedia di pasaran. Salah memilih dalaman bisa mengurangi penampilan berhijab.
Kemunculan para tutor dan maraknya kelas berhijab mendorong lahirnya aneka kreasi busana Muslim serta aksesori pendukungnya. Ikut tren hijab bukan lantas berarti menjadi korban mode. Desainer label busana Muslim KIVITZ, Fitri Aulia, mengatakan, gaya dalam berhijab sebaiknya jangan sekadar ingin ikut tren. Dalam acara pembukaan MUSE 101 atau toko yang menampung sejumlah label busana Muslim di pusat perbelanjaan FX, Jakarta Selatan, Fitri berujar, tren itu tetap harus disesuaikan dengan banyak faktor. Seperti, bentuk muka, warna baju, dan riasan.
Manusia terlahir dengan bentuk muka yang berbeda-beda. Ada yang oval, persegi, atau bulat. Salah pilih gaya kreasi hijab justru membuat bentuk muka terlihat kurang proporsional. Misalnya saja, kreasi turban. Hijab ini biasanya kurang cocok untuk mereka yang bermuka persegi.
Turban akan semakin mempertegas bentuk rahang. Mereka yang berwajah bulat disarankan Fitri memilih susunan jilbab yang dekat dengan rahang. “Pintar-pintar mainkan jilbabnya, geser sedikit saja pengaruhnya bisa besar,” saran Fitri. Untuk mereka yang gemar coba-coba, sedia kan aneka dalaman untuk penunjang gaya. Ciput, ninja, dan bandana dengan berbagai motif dan warna dengan mudahnya tersedia di pasaran. Salah memilih dalaman bisa mengurangi penampilan berhijab.
Bagaimana dengan pemilihan warna hijab? Desainer label busana Muslim
KIVITZ, Fitri Aulia, mengatakan, pemilihan warna yang senada memang
perlu, tetapi jangan sampai membatasi.
Trik yang paling gampang adalah memilih hijab dengan melihat ornamen
warna pada satu baju atau sebaliknya. Warna hijab cukup menyesuaikan
dengan salah satu warna atau dua warna yang ada dalam pakaian.
Contohnya, bajunya berornamen bunga warna hitam, putih, dan kuning.
Maka, pilih hijab dalam warna hitam atau putih atau kuning. Senada
bukan?
Busana Muslim sebaiknya juga tampil sederhana, tidak terlalu mencolok. Perlu juga kete rampilan memilih aksesori yang tepat. Jika motif hijab sudah berwarna terang, sebaiknya pilih aksesoris yang redup. Hitam selalu menjadi pilihan aman. “Apa pun gaya hijabnya, harus terlihat apa yang ingin dijadikan fokus. Harus punya fashion statement,” tambah Fitri. Riasan wajah pun tak kalah penting. Sebisa mungkin jangan tabrakkan warna riasan dengan warna jilbab.
Terakhir, jangan lupakan pakem berhijab. Fitri mengatakan, menutup diri sama dengan memakai busana sesuai syariat. Bagian sikut, leher, dan kaki harus benar-benar tertutup sama seperti kepala. “Ingat kembali syariatnya. Jangan sampai jadi korban tren.”
Busana Muslim sebaiknya juga tampil sederhana, tidak terlalu mencolok. Perlu juga kete rampilan memilih aksesori yang tepat. Jika motif hijab sudah berwarna terang, sebaiknya pilih aksesoris yang redup. Hitam selalu menjadi pilihan aman. “Apa pun gaya hijabnya, harus terlihat apa yang ingin dijadikan fokus. Harus punya fashion statement,” tambah Fitri. Riasan wajah pun tak kalah penting. Sebisa mungkin jangan tabrakkan warna riasan dengan warna jilbab.
Terakhir, jangan lupakan pakem berhijab. Fitri mengatakan, menutup diri sama dengan memakai busana sesuai syariat. Bagian sikut, leher, dan kaki harus benar-benar tertutup sama seperti kepala. “Ingat kembali syariatnya. Jangan sampai jadi korban tren.”
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/trend/