Search

Minggu, 29 Juli 2012

Inilah Cara Mudah Ikuti Tren Berhijab

REPUBLIKA.CO.ID, Dunia mode berhijab Tanah Air rasanya tak ketinggalan dengan gaya berbusana di belahan dunia lainnya. Gaya baru selalu kelihatan. Beragam gaya berhijab serta padu padan busananya tentu menjadi kabar gembira bagi Muslimah yang tidak mau ketinggalan tren.

Kemunculan para tutor dan maraknya kelas berhijab mendorong lahirnya aneka kreasi busana Muslim serta aksesori pendukungnya. Ikut tren hijab bukan lantas berarti menjadi korban mode. Desainer label busana Muslim KIVITZ, Fitri Aulia, mengatakan, gaya dalam berhijab sebaiknya jangan sekadar ingin ikut tren. Dalam acara pembukaan MUSE 101 atau toko yang menampung sejumlah label busana Muslim di pusat perbelanjaan FX, Jakarta Selatan, Fitri berujar, tren itu tetap harus disesuaikan dengan banyak faktor. Seperti, bentuk muka, warna baju, dan riasan.

Manusia terlahir dengan bentuk muka yang berbeda-beda. Ada yang oval, persegi, atau bulat. Salah pilih gaya kreasi hijab justru membuat bentuk muka terlihat kurang proporsional. Misalnya saja, kreasi turban. Hijab ini biasanya kurang cocok untuk mereka yang bermuka persegi.

Turban akan semakin mempertegas bentuk rahang. Mereka yang berwajah bulat disarankan Fitri memilih susunan jilbab yang dekat dengan rahang. “Pintar-pintar mainkan jilbabnya, geser sedikit saja pengaruhnya bisa besar,” saran Fitri. Untuk mereka yang gemar coba-coba, sedia kan aneka dalaman untuk penunjang gaya. Ciput, ninja, dan bandana dengan berbagai motif dan warna dengan mudahnya tersedia di pasaran. Salah memilih dalaman bisa mengurangi penampilan berhijab.

Bagaimana dengan pemilihan warna hijab? Desainer label busana Muslim KIVITZ, Fitri Aulia, mengatakan, pemilihan warna yang senada memang perlu, tetapi jangan sampai membatasi.
Trik yang paling gampang adalah memilih hijab dengan melihat ornamen warna pada satu baju atau sebaliknya. Warna hijab cukup menyesuaikan dengan salah satu warna atau dua warna yang ada dalam pakaian. Contohnya, bajunya berornamen bunga warna hitam, putih, dan kuning. Maka, pilih hijab dalam warna hitam atau putih atau kuning. Senada bukan?

Busana Muslim sebaiknya juga tampil sederhana, tidak terlalu mencolok. Perlu juga kete rampilan memilih aksesori yang tepat. Jika motif hijab sudah berwarna terang, sebaiknya pilih aksesoris yang redup. Hitam selalu menjadi pilihan aman. “Apa pun gaya hijabnya, harus terlihat apa yang ingin dijadikan fokus. Harus punya fashion statement,” tambah Fitri. Riasan wajah pun tak kalah penting. Sebisa mungkin jangan tabrakkan warna riasan dengan warna jilbab.

Terakhir, jangan lupakan pakem berhijab. Fitri mengatakan, menutup diri sama dengan memakai busana sesuai syariat. Bagian sikut, leher, dan kaki harus benar-benar tertutup sama seperti kepala. “Ingat kembali syariatnya. Jangan sampai jadi korban tren.”





Sumber: http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/trend/


Sabtu, 28 Juli 2012

Muslim Komoro, Tak Lekang Dibelenggu Penjajahan

REPUBLIKA.CO.ID, Menjadi kecil kadang terlupakan. Sebagaimana sebuah negara kepulauan yang terletak di lepas Pantai Mozambik, Afrika Tenggara, yakni Kepulauan Komoro.

Secara bahasa, nama Komoro memang merujuk pada sesuatu yang kecil. Ia berasal dari bahasa Arab, Juzur Al-Qamar, yang berarti Pulau Bulan Kecil.

Nah, ukurannya yang kecil membuat tak banyak Muslim dunia yang tahu jika 98 persen penduduk negeri ini beragama Islam.

Di Afrika, umat Islam mungkin mengenal Mesir, namun tidak Komoro. Padahal, negara ini jelas-jelas melabelkan dirinya sebagai negara Islam dengan identitas Federal Islamic Republic of Comoros.

Islam memang memiliki sejarah yang tua di kepulauan ini. Agama Allah dibawa ke kepulauan ini sejak zaman Nabi Muhammad SAW oleh dua orang Komoro, yaitu Fey Bedja Mwamba dan Mtswa Mwandze.

Mereka kembali ke Komoro setelah melakukan perjalanan ke Tanah Suci Makkah. Bukti sejarah juga menunjukkan bahwa pedagang Arab dan seorang pangeran Persia dari Shiraz turut berjasa menghadirkan khazanah Islam di Komoro.

Di negara kepulauan ini, Islam diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dan pemerintahan. Meski sempat mengalami dua kali penjajahan oleh negara Eropa, yaitu Prancis dan Portugal, akar Islam di negara ini tidak tercabut.

Selama masa kolonisasi pada 1832, Prancis tidak berusaha meminggirkan praktik-praktik Islam di kalangan warga dan penguasa setempat.

Pada 6 Juli 1975, Komoro memproklamasikan kemerdekaannya dari Prancis. Sejak saat itu, rakyat Komoro sepakat mendirikan negara Islam. Pascakemerdekaan, kondisi ekonomi dan politik Komoro tidak stabil sehingga penerapan HAM dan keadilan sosial tak sepenuhnya berjalan. 

Meski demikian, Komoro tak absen dalam membantu mengatasi masalah internasional terkait Islam di dunia. Padahal, saat itu negeri ini belum bergabung dengan Liga Arab.

Komoro, misalnya, ikut dalam menyelesaikan konflik di Jalur Gaza, Palestina. Ketika Israel melakukan serangan brutal atas Gaza, Komoro adalah satu dari sekian negara yang hadir dalam konferensi di Doha dan memprotes keras Israel. Komoro juga aktif berhubungan dengan negara-negara Islam lainnya.

Masjid Jumat atau Masjid Putih di Kota Moroni, Komoro

Rayakan hari besar Islam
Di dalam negeri, umat Islam di Komoro secara sungguh-sungguh mengimplementasikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Mereka menggelar dan mengikuti perayaan hari besar Islam seperti Idul Adha, Muharam, Asyura, Maulid Nabi, dan Isra Mikraj, secara meriah.

Saat Maulid, orang-orang Komoro biasanya menggelar pesta cukup meriah yang dihadiri oleh para ulama besar.

Hal lain yang menarik adalah keberadaan sekitar 1.400 masjid di seluruh pulau di wilayah Komoro yang luasnya hanya sekitar 1.800 kilometer persegi. Di antara masjid-masjid itu dibangun oleh para pedagang Arab sebagai bagian dari asimilasi budaya Islam dan Afrika.

Hassan Ibnu Issa yang mengklaim dirinya sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW mendorong dilakukannya konservasi terhadap masjid-masjid tersebut. Masjid-masjid di Komoro merepresentasikan bakat seni yang dimiliki warga setempat. Kaum laki-laki menekuni seni ukir kayu, sedangkan kaum wanitanya banyak yang berprofesi sebagai penjahit.

Pada 1998, sebuah masjid terbesar di negara itu dibangun oleh seorang Muslim kaya raya. Namanya Masjid Moroni, yang kini menjadi salah satu objek wisata religi di Komoro. Bahkan, para ulama dan pendiri aliran tarekat kerap datang berkunjung ke tempat ini.


Sumber: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/

Jumat, 27 Juli 2012

Beginilah Mereka Menghancurkan Kita

 Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari’at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata, “Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus.
Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah “Kapur!”, jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah “Penghapus!” Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.
Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, “Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah “Penghapus!”, jika saya angkat penghapus, maka katakanlah “Kapur!”. Dan permainan diulang kembali.
Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.
“Anak-anak, begitulah ummat Islam. Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Namun kemudian, musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya.
Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut, tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika.”
“Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?” tanya Guru kepada murid-muridnya. “Paham Bu Guru”
“Baik permainan kedua,” Ibu Guru melanjutkan. “Bu Guru ada Qur’an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. Quran itu “dijaga” sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet. Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet.
Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur’an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet?” Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.
Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur’an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet.
“Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar. Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina pundasi yang kuat. Begitulah ummat Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau fondasinya dahulu. Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru rumah dihancurkan…”
“Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian. Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari’at Islam sedikit demi sedikit. Dan itulah yang mereka inginkan.”
“Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru?” tanya mereka. Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tetapi sekarang tidak lagi. Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tetapi kalau diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar, lalu mereka bangkit serentak. Selesailah pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo’a dahulu sebelum pulang…”
Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.
***
Ini semua adalah fenomena Ghazwu lFikri (perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam. Allah berfirman dalam surat At Taubah yang artinya:
“Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu.”(QS. At Taubah :32).
Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius ummat Islam untuk merusak aqidah ummat umumnya, khususnya generasi muda Muslim. Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui mas media, grafika dan elektronika, tulisan-tulisan dan talk show, hingga tak terasa.
Begitulah sikap musuh-musuh Islam. Lalu, bagaimana sikap kita…?
Sumber:-Note From Brother Asep Juju- Arrahmah.com- muslimazone.com
Sumber gambar: (anna/muslimazone.com)


Sumber: http://fsldk.org

Subhanallah, Dai Ini Islamkan Ribuan Warga Filipina

Omar Penalber, nama pria ini. Ia masuk Islam 24 tahun silam. "Saya telah memilih agama yang tepat," katanya usai mengikrarkan dua kalimat syahadat, menegaskan bahwa dirinya telah berpikir panjang atas putusannya masuk Islam.

 Hebatnya, Omar tak puas hanya dengan sekedar masuk Islam. Pria ini pun belajar mendalami Islam dan berkomitmen menjadi dai. Kini, ia telah mengislamkan ribuan warga Filipina sejak tahun 2010 lalu.

 Omar mengatakan, sejak menjadi muslim ia terdorong untuk ambil bagian dalam dakwah Islam. Ia ingin agar warga Filipina lainnya juga merasakan indahnya Islam dan mendapatkan manisnya hidayah.

 "Saya ingin menginspirasi mereka pada ajaran Rasulullah SAW, guna mempersiapkan diri menggapai surga yang dijanjikan," tekadnya.

 Untuk bisa masuk surga, tambah Omar, setiap muslim harus melaksanakan ajaran Islam secara kaffah.

 "Islam adalah agama yang benar. Saya sarankan kepada mereka untuk tidak ragu menerima Islam," tambahnya.

 Demi mencapai cita-citanya menjadi dai, Omar pun belajar ke Timur Tengah. Di sana ia belajar Islam dan berupaya mengamalkannya secara kaffah. Sekembalinya dari Timur Tengah pada 2007, Omar aktif mendakwahi masyarakat Filipina. Ia menyampaikan bahwa menjadi muslim sangat mudah, masuk Islam tidak susah.

 "Begitu mudah menjadi muslim. Usai membenarkan Islam, lalu mengucapkan dua kalimat syahadat. Selanjutnya, muslim diwajibkan mematuhi empat rukun Islam lainnya seperti shalat, puasa, zakat dan pergi haji," kata Omar.

 Dengan izin Allah, warga Filipina berbondong-bondong menyambut seruan Omar. Tercatat, ribuan warga negara tujuan wisata di Asia Tenggara itu masuk Islam sejak tahun 2010 melalui dakwah Omar. [AM/Rpb]


Sumber: http://www.bersamadakwah.com/2012/07/subhanallah-dai-ini-islamkan-ribuan.html

Pekerja Checnya Pakai Busana Muslim Tiap Jumat

REPUBLIKA.CO.ID, GROZNY--Pemerintah Chechnya meminta pekerja untuk mengenakan busana muslim setiap hari Jumat. Ketetapan itu berlaku mulai Jumat pekan depan.
Juru bicara pemerintah, Magomed Selimkhanov mengatakan pemerintah merekomendasikan pekerja laki-laki agar mengenakan jas dan dasi, sementara perempuan mengenakan rok dibawah lutut dan penutup kepala, berupa jilbab atau kerudung.
"Rekomendasi ini merupakan imbauan pemerintah," papar dia seperti dikutip reuters.com, Senin (9/7).
Sebelumnya, Presiden Chechnya Ramza Kadyrov mengeluarkan imbauan serupa khususnya kepada kalangan perempuan agar mengenakan jilbab ketika memasuki gedung pemerintah. Namun, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), menuduh kebijakan Kadyrov merupakan pemaksaan dan melanggar hak asasi warga negara.
"Imbauan mengenakan busana muslim merupakan paksaan. Seharusnya tidak seperti itu. Tapi Chechnya hal itu terjadi," papar Ketua Komite Nasional HAM Chechnya, Ruslan Badalov.

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/

Virus Merah Jambu


REPUBLIKA.CO.ID,  Istilah virus merah jambu saya ketahui dari sahabat saya ustaz Dadan. Dalam sebuah acara talk show di televisi, beliau berseloroh bahwa anak-anak muda itu jika sedang kasmaran disebutnya terkena virus merah jambu.

Karena warna yang melambangkan hati yang kasmaran itu warnanya pink atau merah jambu. Berbicara tentang virus merah jambu, berbicara tentang warna pink, berarti berbicara mengenai permasalahan kasmaran atau lebih tepat lagi cinta. Menarik, mari kita segera bicara cinta.

Cinta menjadi sumber inspirasi seniman sepanjang zaman. Dari mulai karya romeo dan Juliet, kahlil Gibran dan may ziadah, layla majnun, siti nurbaya, Hercules dan Delilah, Julius Caecar - Cleopatra, sampai kisah sobat saya Asih dan Ista, Satria-Aci, atau Maslardi dan Mbak Imah pun jika dibahas tak kalah menariknya.

Cerita cinta seakan-akan tak pernah habis tertuang dalam kata-kata, lukisan maupun nada-nada. Sangatlah sulit mendefinisikan cinta Picasso dengan lukisannya ,atau moonlight sonatanya Beethoven, bahkan surat cinta kahlil Gibran pun tak mampu menampung seluruh ekspresi cinta. 

Selalu terasa kurang pas, mungkin karena itu imaniar dalam lagunya menyebutkan kondisi orang  yang  jatuh cinta tetap ibu kan definisi cinta. Seperti makan pun tak enak, tidurku pun tiada nyenyak, selalu teringat oh dirimu.

Beberapa definisi cinta yang dapat saya sebutkan dari berbagai sumber adalah: Kecenderungan seluruh hati yang terus-menerus (kepada yang dicintai). Kesediaan hati menerima segala keinginan orang yang dicintainya.

Kecenderungan sepenuh hati untuk lebih mengutamakan dia dari pada diri dan harta sendiri, seia sekata dengannya baik dengan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, kemudian merasa bahwa kecintaan tersebut masih kurang. Mengembaranya hati karena mencari yang dicintai sementara lisan senantiasa menyebut-nyebut namanya. Menyibukkan diri untuk mengenang  yang dicintainya dan menghinakan diri kepadanya.

Pendek kata, cinta adalah sebuah kecenderungan rasa untuk mengejar kesenangan yang kekal di dalam hati. Tanda-tanda bahwa kita mencintai sesuatu atau seseorang itu menurut imam ibnu qayyim adalah pertama menyenangi atau mencintai apa yang dicintai oleh kekasih, kedua bersiap dan rela untuk melakukan sebuah pengorbanan, dan selalu mendahulukan sang kekasih dari pada apapun dalam kondisi bagaimanapun.

Nah jika kita mempunyai tanda-tanda seperti itu berarti kita perlulah dating kedokter cinta, karena telah terkena virus merah jambu.

Dan pertanyaannya mengapa Allah SWT meng “install” kan rasa cinta kedalam diri kita? Salah satunya dikarenakan kecenderungan cinta itu untuk ditujukan kepada Allah SWT. Cinta menurut Ibnu Qayyim, mengharuskan seseorang yang sedang terpanah olehnya untuk mengkhususkan cintanya kepada yang ia cintai. Juga hendaknya ia tidak menyekutukan cintanya terhadap kekasihnya yang lain.

Kata Ibnu Qayyim, "Seseorang tidak membagi-bagi cintanya secara adil." Prinsip ketunggalan cinta ini diterapkan oleh Ibnu Qayyim, hanya kecintaan kepada Allah semata. Ucapannya mengenai hal ini, "Dalam kalbu seseorang tidak mungkin terdapat dua cinta. Demikian halnya dilangit pun tidak terdapat dua Tuhan."

Jadi jelaslah bahwa cinta itu tidak dapat dibagi rata, selalu ada kecenderungan. Karena Allah SWT telah mengatur sedemikian rupa agar kecenderungan cinta itu ditujukan kepada Allah, bukan kepada selain Allah SWT. Sebagaimana dinyatakan dalam QS. At Taubah : 24, yang artinya kurang lebih demikian: "Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, sanak keluarga, harta yang telah kamu usahakan, perniagaan yang kamu takuti kerugiannya dan tempat-tempat tinggal yang kamu sukai, itu semua lebih kamu cintai dari pada Allah, Rasul-Nya serta melaksanakan jihad dijalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan urusan-Nya (azab-Nya). Dan Allah sekali-kali tidak akan menunjuki orang-orang yang fasik."

Karena itulah kecintaan perlulah disandarkan kepada Allah SWT, yang kemudian seperti kita bahas dalam tanda-tanda bahwa kita mencintai Allah adalah jika kita mencintai apa-apa yang dicintai Allah SWT seperti; Qul in kuntum tuhibbunallaha fattabi’uni… "Katakanlah :Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah) niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran : 31)

Rasullullah pun menjelaskan dalam hadist sebagaimana berikut; “Barang siapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, member karena Allah, dan tidak memberi kerana Allah, maka dia berarti telah sempurna imannya” (HR. Abu Dawud)

Oleh karena itu iman yang sempurna adalah bentuk kecintaan terhadap Allah SWT, selain mencintai apa yang dicintai Allah, juga salah satunya melaksanakan aturan NYA dan menjauhi larangan NYA. Untuk memperjelas deskripsi tentang mahabbatullah (cinta Allah) Ibnu Qayyim Al Jauziyah memberikan komentar demikian: “Mahabbatullah ibarat pohon dalam hati, akarnya adalah merendahkan diri dihadapan Dzat yang dicintainya, benteng pelindungnya adalah makrifat kepada-Nya, rantingnya adalah rasa takut kepada siksa-Nya, daun-daunnya adalah rasa malu kepada-Nya, sedangkan air  yang menyuburkannya adalah dzikir kepada-Nya setiap saat.

Rasulullah SAW menyampaikan dalam hadis Qudsi, Allah berfirman: "Siapa yang memusuhi seorang kekasih-Ku, maka sungguh aku menyatakan perang kepadanya. Dan tiada mendekat kepada-Ku seorang hamba-Ku dengan sesuatu yang lebih aku sukai dari pada menjalankan apa-apa yang telah Aku wajibkan atasnya. Dan selalu hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan menambah amal-amal yang sunnah, sehingga Aku kasih padanya, maka apabila Aku telah kasih kepadanya, Aku sebagai pendengar yang ia mendengar dengannya, dan penglihatan yang ia melihat dengannya, dan tangan yang digerakkannya, dan kaki yang ia berjalan dengannya.  Dan bila ia meminta pasti Aku memberinya, dan bila ia memohon perlindungan pasti Aku melindunginya." (HR. Bukhari)

Semoga kita tidak hanya selalu berupaya mendekatkan diri kepada Allah SWT semata tetapi juga lebih dari itu dapat menumbuhkan kecintaan kita kepada Allah SWT dengan Mahabbatullah (cinta Allah) agar kita pun selalu mendapatkan cinta dan ridho Allah SWT. Aamiin Ya Rabbul Al Amin.

Tidaklah lebih baik dari  yang berbicara ataupun yang mendengarkan, Karena yang lebih baik disisi ALLAH adalah yang mengamalkannya.

Billahitaufikwalhidayah,  Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ustaz Erick Yusuf: Pemrakarsa Training iHAQi (Integrated Human Quotient)       
twitter: @erickyusuf


Sumber :http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/celoteh-kang-erick/

Slide Kami